Jakarta – Di ajang Kuala Lumpur International Mobility Show (KLIMS) 2024, Perodua menarik perhatian publik dengan memperkenalkan eMO-II, mobil listrik pertama mereka yang direncanakan akan segera memasuki jalur produksi pada akhir 2025. Kendaraan ini menjadi simbol dari komitmen Perodua untuk mendukung perkembangan mobilitas ramah lingkungan, meski versi produksi nantinya akan mengalami beberapa perubahan dibandingkan dengan model prototipe yang dipamerkan.
Prototipe yang dipamerkan di KLIMS memang dirancang dengan desain yang lebih futuristik dan menarik, guna mencuri perhatian pengunjung. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Perodua, versi produksi eMO-II yang lebih praktis dan realistis akan segera dirilis pada 2025.
Gambar visualisasi versi produksi eMO-II pun sudah dihadirkan oleh Theophilus Chin, seorang ahli desain digital. Dalam karya tersebut, Chin memberi nama “Perodua Ace” untuk model produksi mendatang. Berbeda dengan prototipe yang menonjolkan elemen desain spektakuler, seperti kaca spion kamera dan pelek aero besar berukuran 19 inci, versi yang lebih sederhana dan fungsional ini akan dilengkapi dengan komponen yang lebih praktis. Sebagai contoh, kaca spion kamera digantikan dengan kaca spion konvensional, sementara pelek besar diubah menjadi ukuran yang lebih standar.
Desain eksterior juga disesuaikan dengan gaya yang lebih sederhana. Pola geometris di berbagai bagian, seperti sisi mobil dan atap, dihilangkan. Bagian depan mobil yang semula dihiasi dengan pola desain canggih juga digantikan dengan lampu LED ramping, bumper yang lebih sederhana, dan ventilasi udara yang lebih realistis. Desain ini mengingatkan kita pada model Toyota Corolla Cross facelift, yang memiliki elemen desain minimalis.
Selain itu, desain bagian belakang mobil juga mengalami perubahan signifikan. Lampu belakang yang semula terpasang di kaca kini didesain ulang agar tampak lebih realistis, sementara logo Perodua diganti dengan logo standar, bukan logo bercahaya seperti yang terlihat di model prototipe. Semua perubahan ini memberikan gambaran mengenai tampilan eMO-II versi produksi yang lebih sesuai untuk konsumsi pasar.
Perodua percaya bahwa mobil listrik mereka akan menjadi pilihan yang terjangkau di pasar Malaysia, mengingat harga yang diperkirakan berada di kisaran Rp 179 juta hingga Rp 323 juta. Hal ini menjadikan eMO-II sebagai salah satu kendaraan listrik termurah di pasar, apalagi dengan adanya kebijakan yang menghapus aturan harga minimum untuk kendaraan listrik impor CBU yang semula berada di angka Rp 358 juta.
Selain itu, Perodua juga tengah merencanakan untuk membangun infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik yang lebih luas. “Kami berencana untuk membangun stasiun pengisian daya setiap 40 hingga 50 km, baik itu pengisi daya permanen maupun pengisi daya bergerak, yang masih dalam tahap kajian,” ujar Datuk Seri Zainal Abidin Ahmad, Presiden dan CEO Perodua, di KLIMS.
Dengan semua inisiatif ini, Perodua berharap bisa mendominasi pasar kendaraan listrik dengan harga terjangkau, sambil memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen yang ingin beralih ke mobil listrik.