Banyak pengemudi yang memiliki kebiasaan memanaskan mobil sebelum berkendara. Ada yang meyakini bahwa hal ini bisa membuat mesin lebih awet dan meningkatkan performa kendaraan. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa memanaskan mobil hanya buang-buang waktu dan bahan bakar. Lantas, mana yang benar? Apakah mobil modern masih memerlukan pemanasan? Berikut beberapa alasan penting mengapa memanaskan mobil tetap disarankan.
Saat mesin dingin, oli yang ada di dalam mesin masih kental dan belum menyebar dengan merata ke seluruh komponen. Hal ini dapat menyebabkan gesekan berlebih yang berpotensi membuat mesin cepat aus. Dengan memanaskan mobil selama beberapa menit, oli akan mengalir lebih optimal, mengurangi gesekan, dan memastikan mesin bekerja dengan lebih efisien. Performa mesin pun menjadi lebih baik, dan konsumsi bahan bakar lebih hemat.
Selain itu, kebiasaan memanaskan mobil dapat mencegah terjadinya kebocoran kompresi. Kebocoran kompresi dapat terjadi saat ada celah di ruang bakar yang memungkinkan campuran udara dan bahan bakar keluar. Ketika mobil dipanaskan, suhu mesin akan meningkat dan komponen logam seperti piston dan silinder mengembang, sehingga celah tersebut mengecil. Ini akan memastikan kompresi mesin tetap optimal dan meningkatkan respons mesin.
Tak kalah penting, memanaskan mobil juga dapat menjaga performa aki dan sistem kelistrikan kendaraan. Pada suhu rendah, aki bekerja lebih keras karena reaksi kimianya melambat, yang dapat membuat mobil lebih sulit untuk dinyalakan. Dengan memanaskan mesin, distribusi listrik menjadi lebih lancar, mengurangi beban pada aki, yang dapat memperpanjang umur aki serta mengurangi kemungkinan terjadinya mogok di jalan.
Meski demikian, untuk mobil dengan sistem injeksi modern, cukup menyalakan mesin selama sekitar 30 detik hingga satu menit dan mulai berkendara secara perlahan. Jangan langsung tancap gas setelah mesin dinyalakan agar oli dapat bersirkulasi dengan baik, menjaga mesin tetap awet dan performa terjaga!