Jalan Beton Kian Populer, Ini Tips Aman Melintasinya Selama Arus Balik

Perkerasan kaku dengan bahan utama beton kini makin banyak digunakan dalam proyek jalan tol untuk menghadirkan infrastruktur yang lebih kuat, stabil, dan tahan terhadap beban berat serta kondisi cuaca ekstrem. Penerapan teknologi ini sudah terlihat di beberapa ruas penting, seperti tol Semarang–Solo, Jakarta–Cikampek Elevated, dan beberapa bagian tol Trans Sumatera. Permukaan yang rata dan minim perubahan bentuk membuat jalan jenis ini ideal untuk mendukung kelancaran lalu lintas serta memberikan dampak positif terhadap performa kendaraan.

Menurut Syarif Hidayat, Kepala Pemasaran Teknis Semen Merah Putih, jalan beton mampu memberikan stabilitas yang lebih baik, mengurangi getaran berlebih, serta memperpanjang umur suspensi kendaraan. Meski demikian, pengemudi tetap harus memperhatikan kondisi kendaraan, apalagi saat momen arus balik Lebaran. Tekanan ban harus selalu dijaga tetap ideal agar traksi tetap maksimal di atas permukaan yang rata. Ban yang kempis atau aus rentan rusak ketika menempuh jalur panjang berpermukaan keras.

Menjaga kecepatan tetap stabil dan menghindari manuver tajam juga penting untuk memperpanjang usia rem dan ban. Suspensi kendaraan harus dalam kondisi prima, karena jalan beton yang keras bisa memberikan tekanan lebih besar. Istirahat berkala juga perlu dilakukan agar pengemudi tetap fokus dan mesin kendaraan tidak bekerja terlalu berat.

Nyiayu Chairunnikma dari PT Cemindo Gemilang Tbk. menambahkan bahwa penggunaan perkerasan kaku juga berdampak positif terhadap lingkungan. Umur jalan yang lebih panjang mengurangi frekuensi perbaikan serta limbah konstruksi, sekaligus meningkatkan keselamatan dan efisiensi perjalanan.

Agar Aman Saat Arus Balik Lebaran 2025, Ini Perlengkapan yang Wajib Dibawa Pemudik

Menjelang arus balik Lebaran 2025, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, mengimbau para pemudik untuk mempersiapkan perlengkapan darurat secara lengkap demi menjamin keselamatan selama perjalanan pulang. Dalam pernyataannya, Yannes menekankan pentingnya membawa perlengkapan dasar seperti kotak P3K, segitiga pengaman, dongkrak, dan senter. Keempat perlengkapan tersebut memiliki peran vital dalam kondisi darurat di jalan, seperti cedera ringan, kendaraan mogok, atau situasi minim penerangan.

Kotak P3K bisa digunakan saat terjadi kecelakaan kecil atau luka ringan, sementara segitiga pengaman berfungsi memberi peringatan visual kepada pengendara lain saat kendaraan mengalami masalah dan harus berhenti di pinggir jalan. Dongkrak sangat penting untuk mengganti ban yang bocor di tengah perjalanan, terutama ketika tidak ada bengkel atau bantuan teknis terdekat. Senter juga memiliki peranan penting, terutama saat harus melakukan pengecekan kendaraan di malam hari atau di area minim cahaya.

Tak hanya itu, Yannes juga menyarankan pemudik untuk membawa alat bantu tambahan seperti obeng, kunci-kunci dasar, tang, serta kabel jumper. Peralatan ini sangat berguna dalam mengatasi kendala teknis kecil secara mandiri tanpa harus menunggu bantuan lama. Bagi kendaraan yang sudah berusia cukup lama, cairan tambahan seperti oli dan air radiator juga wajib dibawa untuk mencegah mesin mengalami overheat yang bisa menyebabkan kerusakan serius, terutama jika perjalanan ditempuh di siang hari saat suhu udara tinggi.

Menurutnya, persiapan ini sangat penting, terlebih saat melintasi wilayah rawan macet atau rute yang panjang. Dengan perlengkapan lengkap dan perencanaan yang matang, pengemudi dan penumpang bisa melakukan perjalanan arus balik dengan rasa aman, lebih tenang, dan siap menghadapi berbagai kemungkinan di jalan, sekecil apa pun itu. Kewaspadaan dan kesiapan menjadi kunci agar momen liburan tetap berkesan hingga kembali ke rumah dengan selamat.