Bikin Anak Nyaman Saat Arus Balik Mudik? Ini Solusinya!

Perjalanan arus balik setelah libur Lebaran sering kali menjadi momen yang melelahkan, terutama jika melibatkan anak-anak. Jarak tempuh yang panjang, kondisi jalan yang padat, serta durasi perjalanan yang tidak pasti bisa menjadi tantangan besar bagi si kecil. Namun, dengan persiapan yang matang, orang tua bisa membantu anak tetap nyaman selama di perjalanan.

Langkah pertama adalah mengenali pemicu tantrum pada anak. Anak bisa tiba-tiba rewel karena lapar, bosan, lelah, atau merasa tidak mendapat perhatian. Dengan memahami penyebab ini, orang tua bisa lebih sigap menanganinya. Selain itu, mengenali karakter dan kebiasaan anak sejak awal sangat penting. Misalnya, anak yang sering ingin buang air atau mudah bosan perlu perlakuan khusus agar tidak mudah jenuh selama perjalanan.

Penggunaan car seat untuk balita juga sangat dianjurkan demi keselamatan dan kenyamanan. Kabin mobil harus dipastikan bersih dan rapi, serta dilengkapi dengan hiburan seperti mainan favorit, camilan, dan boneka kesayangan. Pakaian anak juga perlu diperhatikan. Kenakan pakaian berbahan nyaman dan siapkan baju ganti untuk mengantisipasi kemungkinan baju kotor atau basah.

Interaksi dengan anak juga perlu dijaga agar mereka tidak merasa terabaikan. Ajak anak bermain atau berbincang ringan agar suasana tetap menyenangkan. Mengemudi pun harus dilakukan dengan tenang tanpa manuver tiba-tiba. Jangan lupa manfaatkan rest area untuk istirahat dan melepas penat. Terakhir, pastikan kendaraan dalam kondisi prima melalui servis berkala agar perjalanan lebih aman dan menyenangkan bagi semua, khususnya anak-anak.

Pahami Jalur One Way di Tol agar Aman Berkendara Saat Arus Balik Lebaran

Para pengendara kendaraan roda empat perlu memahami dengan benar tata cara mengemudi saat melintasi jalur tol yang sedang menerapkan sistem one way. Ketidaktahuan akan aturan ini dapat memicu risiko kecelakaan lalu lintas, terutama saat momentum arus balik Lebaran. Brigjen Pol Raden Slamet Santoso selaku Direktur Penegakkan Hukum Korlantas Polri menjelaskan bahwa jalur cepat dan lambat pada sistem one way berbeda dari kondisi normal. Menurutnya, dalam sistem one way, jalur kanan justru digunakan untuk kendaraan yang berjalan lebih lambat, sementara jalur kiri diperuntukkan bagi kendaraan yang hendak mendahului.

Perbedaan ini sangat berkaitan dengan posisi rest area yang berada di sisi kanan jalan saat sistem one way diterapkan. Oleh karena itu, pemahaman pengemudi menjadi kunci untuk menyesuaikan diri dengan pola lalu lintas yang berubah. Brigjen Slamet juga mengingatkan pentingnya kondisi tubuh dan kendaraan tetap prima saat melakukan perjalanan arus balik. Ia menekankan bahwa pengemudi harus dalam keadaan fit agar dapat berkonsentrasi penuh selama di perjalanan, serta memastikan kendaraan dalam kondisi baik.

Tak hanya itu, pengendara juga diimbau untuk tidak berkendara secara statis, terutama di jalur tol. Salah satu kebiasaan yang perlu dihindari adalah menjadi “land hooger”, yakni pengemudi yang tetap berada di jalur kanan tanpa mendahului. Dalam sistem one way, posisi mendahului berada di jalur kiri, sehingga penting bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri agar tidak membahayakan diri sendiri maupun pengguna jalan lain.