Terobosan Baru! Kolaborasi Provisautolab & Rocket Plus Tuning Optimalkan Performa Mobil dengan BBM RON 90

Provisautolab dan Rocket Plus Tuning resmi menjalin kerja sama untuk menghadirkan inovasi terbaru dalam dunia otomotif. Kolaborasi ini menawarkan solusi revolusioner dalam meningkatkan performa dan efisiensi kendaraan, bahkan ketika menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan rendah, seperti RON 90.

Dalam sinergi ini, teknologi TUSS (Tune Up Semi Sport) yang dikembangkan dan dipatenkan oleh Provisautolab dapat dioptimalkan melalui remap ECU (Engine Control Unit) yang dikerjakan oleh Rocket Plus Tuning. Biasanya, kombinasi antara TUSS dan remap ECU cukup sulit dilakukan karena metode remap konvensional sering kali mengubah parameter mesin secara ekstrem, mengurangi durabilitas, menonaktifkan kode kesalahan (DTC OFF), serta melakukan bypass pada SVBL. Bahkan, beberapa metode hanya meningkatkan sensitivitas throttle tanpa meningkatkan efisiensi pembakaran yang sesungguhnya. Namun, kolaborasi ini menghasilkan pendekatan berbeda. Provisautolab meningkatkan efisiensi mekanis melalui TUSS, sementara Rocket Plus Tuning menyesuaikan pengaturan pada ECU agar lebih selaras dengan metode TUSS. Hasilnya, pembakaran menjadi lebih efisien dan optimal.

Salah satu manfaat signifikan dari inovasi ini adalah kemampuannya dalam menurunkan kebutuhan oktan bahan bakar. Mobil yang sebelumnya harus menggunakan RON 98 kini dapat beroperasi dengan BBM RON 90 tanpa mengalami knocking atau ‘ngelitik’, sekaligus mempertahankan akselerasi dan mengurangi turbo lag secara signifikan. Menurut Sarah, perwakilan dari Provisautolab, kombinasi ini membuktikan bahwa performa kendaraan bisa ditingkatkan tanpa harus mengorbankan keamanan mesin. Bahkan, pada mobil diesel, penerapan TUSS dan remap ECU dari Rocket Plus Tuning mampu meningkatkan tenaga tanpa menghasilkan emisi asap berlebih, serta tetap hemat bahan bakar.

Bagi pengguna yang menginginkan performa lebih tinggi, terdapat opsi tambahan seperti pemasangan piggyback atau penggantian turbo yang dapat dikustomisasi lebih lanjut melalui custom tune menggunakan software asli, sehingga tetap aman bagi mesin. Salah satu pengguna, Irwan, pemilik BMW 530i, mengaku puas setelah kendaraannya mendapatkan perlakuan TUSS dan remap ECU. Sebelumnya, mobilnya selalu menggunakan Pertamax Turbo (RON 98), tetapi setelah mendapatkan treatment TUSS, ia bisa beralih ke BBM RON 90 dengan konsumsi bahan bakar lebih irit dan tarikan lebih ringan. Setelah dilakukan remap oleh Rocket Plus Tuning, performa mobilnya semakin meningkat tanpa meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Untuk membuktikan efektivitas metode ini, kombinasi TUSS dan remap ECU telah diuji dalam kompetisi drag race menggunakan Honda Brio dan Honda Jazz. Hasilnya, kedua mobil berhasil meraih podium dengan catatan waktu impresif. Honda Jazz mencatat waktu terbaik 201 meter dalam 9,8 detik dan 402 meter dalam 15,5 detik, dengan tenaga 157 BHP dan torsi 176 NM berdasarkan pengujian di DynoDastek. Sementara itu, Honda Brio (Mesin L15 N/A) berhasil mencatat waktu terbaik 201 meter dalam 9,6 detik dan 402 meter dalam 15,0 detik, dengan tenaga 185 BHP dan torsi 200 NM di pengujian yang sama.

Kolaborasi ini menjadi solusi inovatif bagi pecinta otomotif yang menginginkan performa optimal dengan efisiensi tinggi tanpa harus bergantung pada BBM beroktan tinggi.

Persaingan Ketat! Indonesia Bisa Disalip Malaysia dalam Penjualan Mobil ASEAN

Indonesia masih memimpin pasar otomotif di Asia Tenggara dengan penjualan domestik tertinggi pada 2024. Namun, posisi ini bisa saja tergeser oleh Malaysia, yang mengalami peningkatan signifikan dalam penjualan kendaraan roda empat. Berdasarkan laporan Malaysia Automotive Association (MAA), penjualan mobil di Malaysia naik 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai 816.747 unit . Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil serta tingginya permintaan mobil penumpang. Segmen kendaraan listrik (Battery Electric Vehicle/BEV) juga mengalami peningkatan, menyumbang 5,6 persen dari total volume penjualan atau setara dengan 45.562 unit, naik 19 persen secara tahunan. Di sisi lain, Thailand justru mengalami penurunan drastis dalam penjualan mobil. Federation of Thai Industries (FTI) mencatat hanya 572.675 unit kendaraan terjual di negara tersebut pada 2024, turun 26,18 persen dibanding 2023 . Bahkan, segmen BEV juga melemah sebesar 9,29 persen, dengan total penjualan 66.732 unit . Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi, ketatnya kebijakan pinjaman, dan meningkatnya kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Indonesia masih unggul dengan total penjualan mobil domestik sebesar 865.723 unit pada 2024, meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 1 juta unit . Segmen BEV di Indonesia juga terus berkembang, menyumbang 5 persen dari total penjualan atau sebanyak 43.188 unit, naik signifikan dibanding 2023 yang hanya 1,7 persen. Sementara itu, Malaysia memiliki strategi besar dalam industri otomotif melalui kebijakan National Automotive Policy (NAP 2020) dan New Industrial Master Plan (NIMP 2023). Pemerintah Negeri Jiran berambisi menjadikan Malaysia sebagai pusat industri otomotif di ASEAN dengan memberikan insentif bagi pengembangan manufaktur lokal dan meningkatkan efisiensi rantai pasok. Meskipun Thailand mengalami penurunan tajam, mereka optimistis dapat meningkatkan kembali pertumbuhan pasar otomotif dengan kebijakan penurunan suku bunga dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2,4-2,9 persen. Jika tren ini berlanjut, Indonesia perlu mewaspadai persaingan dari Malaysia, yang terus memperkuat posisinya dalam industri otomotif regional.